Jumat, 17 Januari 2020

10 Candi yang di Jawa Tengah


Candi di Jawa Timur
Di Jawa Timur, beragam candi tersebar di berbagai kota dimana setiap candi memiliki ciri khas tersendiri sesuai dengan pengaruh kerajaan yang berkuasa di masa lalu. Berikut ini beragam candi yang berada di Jawa Timur:
1. Candi Singhasari
Candi SinghasariCandi di Jawa Timur yang pertama adalah candi singhasari. Candi Singhasari atau Singosari merupakan salah satu peninggalan kerajaan singasari yang diciptakan sebagai bentuk penghormatan Raja Kertanegara, yaitu raja yang membawa masa puncak kejayaan Kerajaan Singhasari. Terletak di daerah Singosari, Kabupaten Malang, candi yang bercorak Hindu ini dibangun pada sekitar tahun 1300 M. Karena jarak yang tidak jauh dan mengarah pada Gunung Arjuna, maka fungsinya diperkirakan masih berkaitan dengan aktivitas para pertapa dan ritual keagamaan di gunung tersebut. Lokasi candi yang dekat dengan Kota Batu dan Kota Malang sebagai pusat wisata juga menambah ketenaran candi peninggalan salah satu kerajaan kuat di Pulau Jawa yakni Kerajaan Singosari.
Candi yang sering disebut sebagai Candi Cungkup (Menara) ini memiliki model bangunan dan arca di sekitarnya yang terbilang unik daripada candi lain. Dari tanah, candi ditopang oleh susunan bata membentuk tangga tanpa pipi tangga yang agak pendek sesuai dengan ukuran batur atau teras candi. Tepat di bagian tengah, ruang utama yang lebih menjorok ke depan yang juga kaki candi terlihat tanpa ukiran relief khusus maupun hiasan makara melainkan hanya pahatan kepala Kala di atasnya. Terdapat pula empat ruangan yang mengelilingi berisi relung arca Syiwa namun saat ini sudah dipindahkan. Sementara atap candi atau meru semakin ke atas semakin mengecil dan terlihat rapuh. Candi Singosari juga dekat dengan arca raksasa yang terletak dekat di luar bangunan, yakni penjaga gerbang dalam ajaran Syiwa yang disebut Dwarapala. Sosok penjaga gerbang istana Kerajaan Singosari ini menjadi yang terbesar di Pulau Jawa.
Adapun pola pemahatan salah satu candi di Malang ini berawal dari menumpuk batuan andesit sampai agak tinggi supaya bisa diukir dari atas ke bawah. Pembangunan candi ini dilakukan pada lokasi strategis yang berada pada pusat Kerajaan Singosari. Hal ini diprediksi dari alun-alun yang ditemukan dekat dengan lokasi Dwarapala. Sekitar tahun 1930-an, pemugaran lanjutan Candi Singhasari juga pernah dilakukan oleh Pemerintah Kolonial Belanda namun tidak selesai sepenuhnya. Campur tangan pihak kolonial ini dapat dibuktikan pada ukiran relief pada kaki candi serta pemindahan beberapa arca Syiwa yang sempat tergeletak di relung arca ke museum di Belanda.
2. Candi Penataran
Sejarah Candi PenataranSejarah Candi Penataran menjadi salah satu candi yang terkenal karena membentuk kompleks candi terbesar di Jawa Timur. Sesuai dengan namanya, candi ini terletak di Desa Penataran yang terletak di Kabupaten Blitar. Lokasi candi yang dekat dengan Gunung Kelud menjadi latar belakang dibangunnya candi untuk mencegah dan meredakan letusan gunung melalui upacara pemujaan di area candi. Berdasarkan sumber sejarah, candi mulai dibangun pada masa Kerajaan Kediri (sekitar 1200 M) tepatnya ketika Raja Srengga menduduki tahta dan terus mengalami perbaikan hingga Kerajaan Majapahit berkuasa.
Hal ini didukung oleh aktivitas Raja Majapahit yang paling termasyhur yakni Hayam Wuruk yang masih memuja gunung di area candi. Kompleks candi peninggalan Kerajaan Kediri ini memiliki beragam candi yang tersusun kurang beraturan dengan ukiran relief yang indah dan banyak jenisnya. Candi bercorak hindu ini memiliki pintu gerbang yang lebih jelas terlihat daripada Candi Singosari yang juga dijaga oleh Dwarapala. Untuk menuju area paling depan berupa pelataran, terdapat tangga dari susunan bata merah yang harus dilewati.
Bangunan peninggalan yang masih sedikit tersisa di halaman depan ialah Bale Agung sebagai tempat bermusyawarah pemuka agama, Pendopo Teras atau Batur sebagai tempat meletakkan persembahan upacara, dan bangunan lain seperti Candi Candrasengkala atau Angka Tahun. Pada area yang lebih tengah, Anda dapat menemukan Candi Naga dimana tubuh candinya dililit naga. Lalu pada area yang lebih jauh lagi terdapat candi utama yang terukir relief kisah Ramayana pada dinding candi. Tidak jauh dari candi utama, Anda juga dapat melihat Prasasti Palah yang menjelaskan ritual raja untuk upacara keagamaan di Candi Palah, nama asli Candi Penataran.
3. Candi Badut
candi badutSebagai candi tertua di Jawa Timur, Candi Badut masih menyimpan banyak prediksi yang belum bisa dibuktikan kebenarannya. Saat ini, pendapat paling kuat atas Candi Badut ialah pembangunan atas perintah Raja Gajayana dari Kerajaan Kanjuruhan yang menganut ajaran hindu. Candi yang terletak di Kabupaten Malang ini tercantum dalam Prasasti Dinoyo yang konon asal penamaannya berasal dari sikap humoris sang raja dengan perumpamaan badut.
Candi Badut memiliki batur atau pelataran candi yang memuat ukiran aksara Jawa dengan tangga candi berupa bata besar yang disusun dengan sederhana. Relief burung berkepala manusia, bunga, dan peniup seruling pada dinding candi menjadi ciri khas Candi Badut. Dilihat secara umum, Candi Badut agak sedikit berbeda dibandingkan candi lain di Jawa Timur. Hal ini dapat dilihat dari tubuh candi yang tambun serta adanya pahatan kepala yang disebut Kalamakara yang tidak memiliki rahang bawah seperti model candi dari Jawa Tengah. Bentuk Candi Badut yang agak simetris juga bukan ciri khas candi Jawa Timur yang biasanya tidak beraturan.
4. Candi Tikus
Candi TikusKabupaten Mojokerto menjadi salah satu wilayah yang memiliki banyak peninggalan candi, salah satunya adalah Candi Tikus. Candi di Jawa Timur yang terkenal memiliki kolam air ini dinamakan Candi Tikus karena ketika ditemukan pada 1914 telah menjadi sarang tikus. Hingga saat ini belum ada bukti mengenai waktu maupun kerajaan yang berkaitan dengan pembangunan candi, tetapi arsitektur candi masih mirip dengan candi yang dibangun pada abad 13 hingga 14 Masehi dimana Kerajaan Majapahit berkuasa saat itu. Karena memiliki kolam air, banyak pendapat menyatakan fungsi utama candi mulai dari pemandian anggota kerajaan, sumber pengaliran air penduduk desa, hingga pemujaan dalam upacara keagamaan.
Bangunan candi di Mojokerto ini terdiri atas bata merah sebagai pondasi dasar yang dilanjutkan dengan batu andesit yang menampakkan bangunan modern di atasnya dan menciptakan kolam air di dalamnya. Kolam air ini tersusun seperti selasar menyerupai tangga menurun yang membuat luas kolam semakin mengecil. Tidak hanya itu, tepat di tengah kolam air terdapat bangunan candi utama yang letaknya lebih rendah. Bangunan di tengah kolam yang berdasar bujur sangkar ini terdiri atas sebuah candi di pusat beratap meru yang datar dan delapan candi serupa yang mengelilinginya.
5. Candi Jago
Candi JagoSesuai lokasinya Candi Jago memiliki penamaan dari Dusun Jago di Kabupaten Malang. Candi ini mulanya bernama Jajaghu yang berarti keagungan dan merujuk sebagai tempat pemujaan sekaligus sebagai simbol penghormatan dari Raja Kertanegara untuk ayahnya yakni penguasa Kerajaan Singosari sebelumnya.
Candi Jago memiliki relief tentang cerita seperti Pancatatra dan Kunjakarana dengan batu andesit sebagai bahan tubuh candi bercorak Hindu (Syiwa) dan Buddha ini. Bangunan candi terdiri atas batur atau teras yang cukup tinggi seperti khas bagunan megalitikum dengan punden berundak. Yang mencolok dari bangunan ini adalah atap dan sebagian tubuh candi yang telah terkikis namun pada kaki candi masih terlihat relief sangat rapi yang mengukir cerita dan fabel untuk dibaca dengan urutan memutari candi searah jarum jam.
6. Candi Jawi
Candi Jawi terletak di Kota Pasuruan dan dibangun atas titah Raja Kertanegara dari Kerajaan Singosari sebagai tempat ibadah bagi penganut Syiwa (Hindu) -Buddha. Namun arah pintu candi yang tidak menghadap gunung sebagai tempat pemujaan diragukan atau mungkin karena mendapat pengaruh ajaran Buddha. Sementara area candi cukup luas dengan tubuh ramping yang menjulang hingga puncak runcingnya yang terdiri atas kombinasi stupa dan kubus bersusun. Mirip dengan arsitektur candi di Jawa Tengah, Candi Jawi memuat relief tentang pertapa wanita di bagian kaki dan Dewa Surya di bagian dalam. Sementara relief lain di bagian luar candi belum bisa terbaca hingga saat ini.
7. Candi Bajang Ratu
Candi Bajang Ratu terletak dekat dengan Candi Tikus di Kabupaten Mojokerto. Candi peninggalan Kerajaan Majapahit ini dibangun bertujuan untuk memperingati kematian Raja Jayanegara yang memiliki julukan Bajang Ratu atau raja muda. Menurut sejarah Candi Bajang Ratu, candi ini dibangun menyerupai gapura sekaligus sebagai salah satu pintu masuk istana Majapahit. Pada bagian bingkai ‘pintu’ terdapat relief cerita Ramayana dan pada ukiran kepala Kala atau pahatan di bagian atas pintu candi terukir relief singa. Hiasan singa juga menjadi pengapit anak tangga pada bagian tengah candi yang terbuat dari bata merah ini. Sementara atap meru candi memiliki ukiran matahari, sang simbol Kerajaan Majapahit.
8. Candi Kidal
Candi KidalCandi di Jawa Timur selanjutnya adalah candi kidal. Sebagai bentuk penghormatan terhadap Raja Anusapati, raja kedua Kerajaan Singosari, Candi Kidal dibangun dari batu andesit pada masa peralihan kejayaan kerajaan Jawa Tengah ke Jawa Timur sehingga memiliki paduan corak kedua wilayah ini. Seperti kebanyakan candi, batur atau teras candi memiliki tangga batu untuk menuju selasar namun tanpa pipi tangga.
Candi beratap tiga lapis persegi yang makin ke atas makin mengecil ini memiliki ukiran bermotif medalion serta hiasan bunga dan tanaman sulur pada kakinya. Namun ciri khas candi ini terdapat pada relief Garudheya yaitu 3 garuda yang masing-masing bersama 3 ular, menopang kendi, dan menggendong wanita yang melambangkan keinginan Anusapati untuk upacara pembebasan dan penyucian dosa Ken Dedes.
9. Candi Bangkal
Berada di Desa Bangkal, Kabupaten Mojokerto, Candi Bangkal termasuk dalam peninggalan Kerajaan Majapahit. Candi yang memiliki altar sebagai tempat pemujaan dan batur yang tergabung dengan tangga pada kaki candi ini terbuat dari bata merah dan batu andesit. Relief candi terdiri atas karakter berkuda yang membawa pedang dimana terukir dalam bingkai sinar dan relief lain berupa motif seperti salib Portugis, tanaman jenis sulur, dan kerang.
10. Candi Brahu
Sejarah Candi BrahuCandi Brahu menjadi salah satu candi tertua peninggalan Kerajaan Mataram Kuno dan hanya digunakan sebagai tempat beribadah. Berlokasi di Kabupaten Mojokerto, candi Brahu termasuk dalam salah satu candi Budha di Indonesia yang ditandai dengan adanya stupa dan model bangunannya berbeda dengan candi-candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang dibangun jauh sesudahnya.
Tubuh candi brahu berbentuk ramping di tengah menyerupai pinggang dan memiliki beragam tekukan sudut yang tumpul. Reliefnya juga merupakan perpaduan Hindu dan Buddha yang juga masih digunakan ketika Kerajaan Majapahit telah berkuasa. Menurut sejarah Candi Brahu, proses pembangunannya menganut susunan bebatuan beratap datar tidak seperti candi lain yang masih sekota dengan atap prisma atau susunan segi empat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar